Cerpen dan Cerbung Idola Cilik

Cerita Fiksi tentang Idola Cilik

Akulah Serpihan Kisah Masa Lalumu (bagian 1)

pada 22 April 2010

Baca, ya!

Dan aku selalu menunggu kritik dan saran yang membangun dari kalian semua…

————————–

Sejak kepindahannya dari sebuah sekolah di Padang, Lintar selalu memperhatikan Nova. Setiap memperhatikan Nova, Lintar teringat dengan kejadian beberapa bulan yang lalu…

————————————————————————————————————

Flashback

30 September 2009…

Gempa 7,6 skala richter mengguncang kota Padang dan sekitarnya. Semua warga maupun turis yang berkunjung ke kota Padang berlari ke tempat yang aman untuk menyelamatkan diri dari puing-puing reruntuhan bangunan yang kemungkinan besar terjadi.

Keluarga yang terdiri dari seorang Ibu, seorang ayah, dan anaknya yang terdiri dari Nova dan dua adik serta satu kakak Nova berlibur ke Padang dan menginap di rumah saudara mereka yang tinggal di Padang. Tetapi, sekarang ada yang tidak lengkap dari keluarga mereka sejak Gempa yang baru saja terjadi. Ayah serta dua adik dan satu kakak Nova telah ditemukan, saudara mereka pun sudah berkumpul dengan mereka saat ini. Tetapi, sejak getaran gempa mereda sampai sekarang Nova belum ditemukan.
“Ta… tante! Tadi Nova masih tidur di kamarku!” kata saudara sepupu Nova yang tinggal di Padang, namanya Sinta.
“Kamar Sinta dimana?” tanya mamanya Nova.
“Di sana, tante!” Sinta menunjuk puing-puing reruntuhan bangunan yang sebelum gempa merupakan kamarnya.
Mamanya Nova hanya menatap puing-puing reruntuhan bangunan dengan sedih.

Seorang anak yang bernama Lintar mendengar semua percakapan itu.
“Sa… saya akan membantu tante mencari anak tante yang namanya Nova itu… Saya juga sedang mencari papa saya…” Lintar menghampiri mereka.
“Benarkah itu?” tanya Sinta.
“Benar! Aku siap membantu!” seru Lintar tegas.
“Apakah kau tidak takut dengan reruntuhan bangunan?” tanya mamanya Nova.
“Tidak! Aku takkan takut dengan apapun!” kata Lintar.
“Tetapi, seperti apa ciri-ciri Nova?”
“Seingatku, Nova selalu menggabungkan dua buah kalung yang digabungkan menjadi simbol seperti ini,” Sinta membentuk tangannya menjadi tanda love, “Satu lagi! Dia selalu memakai bando pita! Tapi aku lupa dia memakai bando warna apa sebelum tidur.” Sinta melengkapinya.

Lintar berlari ke arah puing-puing reruntuhan bangunan. Di sana, Lintar melihat seorang anak seusianya yang memakai bando pita dan sedang menyatukan dua buah kalung menjadi tanda love. Ciri-ciri seorang anak yang dilihatnya sekarang ini sama seperti ciri-ciri yang disebutkan oleh Sinta, saudara Nova.
“Itu dia Nova!” seru Lintar.
Lintar menghampiri Nova, “Apakah kamu sedang mencari orangtua dan saudaramu?” tanya Lintar ramah.
“Iya. Tadi aku masih tidur. Aku tidak sadar kalau gempa ini terjadi. Jadilah aku tertimpa reruntuhan bangunan seperti ini.” Nova tersenyum.
Lintar mengambil tindakan. Ia menyelamatkan Nova dari reruntuhan bangunan.
“Terima kasih ya…” ucap Nova.
“Sama-sama.” ujar Lintar, “Kita cari orangtua dan saudara kita sama-sama, yuk!” ajaknya.
“Ayo!” Nova terlihat bersemangat.

Lintar mengantar Nova ke tempat Sinta, kedua orangtuanya, dan saudara-saudaranya.

“Mama! Papa!” Nova berlari dan memeluk mama dan papanya.
Lintar tersenyum senang melihat Nova sudah kembali ke pangkuan orangtuanya.
“Kalau tidak ada kamu, mungkin mulai detik ini Nova tidak akan berkumpul bersama kami semua,” gurau Sinta.
“Hehehe…” Lintar tertawa dan tersenyum.

“Terima kasih ya karena kamu telah membantuku menemukan kedua orangtuaku dan juga saudara-saudaraku.” Nova memeluk Lintar. Lintar sendiri kaget, dan ia menghindar.
“Sama-sama… tetapi, jangan terlalu begitu…” ujar Lintar.
“Tetapi, namamu siapa, penolongku?” Nova bertanya kepada Lintar.
Lintar menjawab, “Aku tidak mau menyebutkan namaku, tetapi aku senang bisa membantu kalian.”
“Baiklah…” kata Nova akhirnya, “Aku mau memberikan sesuatu untukmu.”
“Hmm…” gumam Lintar.
“Aku mau memberikan satu bagian kalung ini untukmu…” Nova menyerahkan sebuah benda yang berkilauan. Itu kalung miliknya yang selalu ia bawa, “Simpanlah! Semoga suatu saat nanti kita menjadi sahabat sejati…” harapnya.
Lintar mengambil sebuah kalung yang diberikan Nova, “Terima kasih, ya! Aku mau mencari ayahku dulu… Aku juga mau jika suatu saat nanti kita menjadi sahabat sejati…” Lintar melangkah pergi.

Sambil melangkah pergi, Lintar terus memperhatikan ke sekitarnya. Siapa tahu papanya ada diantara orang-orang yang dilihatnya. Tetapi, tidak ada satu orang yang dilihatnya yang ciri-cirinya persis seperti papanya. Dan sampai sekarang, keadaan papanya belum diketahui sama sekali.

————————————————————————————————————

Lintar meraba kantong bajunya dan mengeluarkan sebuah benda. Ternyata, sampai sekarang kalung yang dulu diberikan oleh Nova setelah gempa di Padang terjadi masih disimpannya. Dan, sejak setelah itu, Lintar berusaha mencari sosok Nova yang dulu ada di kenangan hidupnya.

Karena teringat dengan kenangan saat gempa, Lintar juga teringat dengan papanya yang sampai saat ini keadaan papanya belum diketahui sama sekali.

**

Bel istirahat berbunyi, semua murid berebut untuk keluar kelas paling cepat. Tetapi, masih ada juga yang berada di kelas.

Lintar, Rio, Ozy, dan Alvin memilih ke perpustakaan karena mereka ingin mencari komik yang menarik untuk dibaca.

Di perpustakaan sekolah…

Lintar sedang asyik membaca komik Naruto, dan terlihat di sebelahnya Nova sedang mencari sebuah novel. Lintar menghentikan aktivitas membaca komik, beralih membantu Nova mencarikan sebuah novel.
“Nov, sedang mencari novel apa?” Lintar bertanya.
“Apa ya novel yang bagus?” Nova terlihat bingung.
“Sini deh aku bantuin cariin novel yang bagus…” Lintar berdiri dan membantu mencarikan novel.
Saat Lintar berdiri, ia melihat Nova memakai sebuah kalung yang sangat mirip dengan kalung yang selalu disimpannya di dalam kantong bajunya.
“Mungkinkah dulu dia yang memberikan kalung ini untukku?” tanya Lintar sambil mengeluarkan sebuah kalung yang selalu disimpan di dalam kantong bajunya.

“Nov… boleh tanya sebentar nggak?” kata Lintar.
“Silahkan…” ujar Nova.
“Ka… kalung yang kamu pakai itu… Apakah benar itu kalung milikmu?”
“I… iya… kalung ini milikku,” tiba-tiba raut wajah Nova berubah, “Du… dulu saat aku berlibur di kota Padang, tiba-tiba gempa mengguncang. Dan saat setelah gempa, ada seseorang kira-kira usianya sama sepertiku yang menolongku dan ia mempertemukan kembali aku dengan kedua orangtuaku serta saudara-saudaraku. Aku bertanya kepadanya siapa namanya, tetapi ia tidak menjawab. Tetapi, dia bilang tidak usah menyebutkan nama dirinya, tetapi dia senang bisa membantuku. Sebagai tanda terima kasihku, aku memberikan satu dari dua kalung yang selalu aku pegang kepadanya, aku berharap suatu saat nanti bisa bersahabat dengannya. Karena ingin mencari ayahnya dulu, ia melangkah pergi, tetapi ia juga mau jika suatu saat nanti bersahabat denganku. Sayangnya… karena aku tidak mengetahui namanya, sampai sekarang aku tidak tahu keberadaannya… Aku ingin bertemu dengannya lagi. Kira-kira, dimanakah serpihan kisah masa laluku berada?” Nova bercerita panjang lebar.
Lintar berkata dalam hati, “Akulah serpihan kisah masa lalumu, Nov!”

“Aku benar-benar ingin bertemu dengan anak itu…” lirih Nova.
“Ini novel yang kamu minta… Nah, nanti kalau mau pinjam, pakai kartu anggota perpustakaan aku aja…” Lintar menyerahkan sebuah novel kepada Nova.
Nova mengambil sebuah novel dari tangan Lintar, “Sepertinya menarik juga novelnya… Aku mau pinjam novel ini, tapi pakai kartu perpustakaan punyamu ya…”
“Sini novelnya!” Lintar mengambil kembali novel itu dari tangan Nova dan meminjam serta mencatat pinjaman buku di sebuah buku folio.
Lintar menyerahkan kembali novel itu ke Nova, dan mereka melangkah keluar perpustakaan. Tetapi, Nova melangkah dengan lemas. Di dalam hatinya, ia berharap bertemu kembali dengan sang penolong saat gempa di Padang dahulu. Sebenarnya, sang penolong itu tepat ada di sampingnya. Tetapi ia tidak mengetahuinya.

——————————————

cerita ini masih lanjut ke bagian 2 loh…


11 responses to “Akulah Serpihan Kisah Masa Lalumu (bagian 1)

  1. LanJut.!
    Tp,, bXkin Rio & Alvin Dong”? Klo Bisa TamBahin Nama Diana He_he

  2. mE_d!aNa_>'rise' berkata:

    cEr!tA x bGuz.. bXk!n r!0x y?
    n,,
    tMbh!n nMa d!ana y?
    s0rRy,,
    bRu BacA..
    Cz bRu kTemu

  3. anggun virgitya berkata:

    caem bnget ceritanya

  4. gestia berkata:

    mana nii bagian 2 nyaaa

  5. echa rahmandatya berkata:

    keren:)

  6. valent berkata:

    Kenapa ga’ ada lanjutanx sich, aq dach penasaran bgt nich,,,,,…….
    Please, lanjuti dunk,,,…..

  7. Husma putri berkata:

    Wow…keren bngt critanya,lnjutin trus y!

  8. ranti_banget berkata:

    menurut saya ceritanya bagus cuma lintar dan nova doank sich yang banyak percakapannya

  9. AchaRayReady berkata:

    Hebaaaaaattttt.,.,.,

  10. mimi berkata:

    woow .. Bagus banget yaaa.. 😀

Tinggalkan Balasan ke '_DIANA_'(r!SeNoSzta) Batalkan balasan